Pada dasarnya TAREKAT, HAKIKAT DAN MAKRIFAT adalah ‘check point’ perjalanan ‘religius’ kita dalam pencarian ‘Tuhan’.
Bicara masalah agama, berarti juga berbicara masalah Iman dan keyakinan. Kebimbangan dalam hidup menuntut kita untuk mempunyai satu pegangan yang kuat sehingga kita bisa melewati segala masalah dan cobaan dalam hidup. Pegangan tersebut haruslah benar-benar hal yang kita yakini akan membantu dan menyelamatkan kita, di sinilah kepercayaan kepada Yang Maha Kuasa timbul dan yang Maha Kuasa adalah Tuhan. Pengenalan Terhadap Tuhan ada di dalam Agama, sebaliknya dalam beragama haruslah ditopang dengan keyakinan/iman yang teguh.
Keadaan kita yang tidak puas akan keyakinan kepada Allah, entah karena kita belum memeluk Islam atau bahkan kita yang telah Islam sejak lahir. Karena orang tua dan sekeliling kita mengatakan bahwa Allah adalah Tuhan kita, karenanya kita mengimani ini (disebut juga “wajibul Yaqin”= Yakin karena banyak orang yang mengatakan hal tersebut).Maka kita memutuskan untuk melakukan pencarian “yang sesungguhnya” akan Tuhan.
Orang yang ‘berjalan’ mencari Tuhan ini disebut dengan ‘Salik’ dan pencariannya disebut ‘suluk’. orang bisa melakukan suluk dengan cara apa saja, diantaranya adalah dengan mengikuti Thoriqoh (tarekat), tarekat ini pun arti sebenarnya adalah ‘jalan’ berarti pula ‘fasilitas’ bagi para salik. Perbedaannya dengan mereka yang ‘berjalan sendiri’ dengan pengikut tarekat adalah di dalam Tarekat ada semacam ‘modul dan metode’ selain adanya guru pembimbing/mursyid yang selalu Choach/membimbing para salik agar tidak salah paham dan salah jalan.
Pelajaran-pelajaran dalam Tarekat selalu diikuti dengan aplikasi real, oleh karenanya para salik dalam tarekat sering mendapati pengalaman spiritual yang luar biasa sehingga jika tidak diingatkan akan terlena dan tersesat. di sinilah pentingnya mursyid. Pengalaman tersebut akan meningkatkan keimanan sang salik menjadi “Ainul Yakin”, yaitu keadaan dimana si Salik sudah dapat memperkirakan dengan pasti tentang Tuhan yang dicarinya.
Perjalanan para Salik dalam tarekat yang telah mencapai ‘Ainul Yaqin bila dilanjutkan, maka mereka akan mendapati kebenaran-kebenaran yang nyata dalam tingkah laku dan ibadahnya, makna segala macam ibadah syar’iy yang oleh kebanyakan orang dilaksanakan karena “kewajiban yang tertulis” bagi mereka bukan lagi kewajiban tapi kenyataan yang memang seharusnya. Pengalaman spiritualnya pun bisa sangat-sangat luar biasa karena itu mereka pun masuk kedalam golongan “Mu’min Khas” dan tingkatan iman mereka sudah pada “Haqqul Yaqin” bukan saja perkiraan yang pasti tapi memang tahu dengan pasti.
Nah…. di sinilah hal yang rawan itu terjadi, para salik mencapai hal ini karena mereka melakukan perjalanan dengan sungguh-sungguh, mensucikan diri karena ingin bertemu Yang Maha Suci, bersikap adil karena ingin bertemu yang Maha Adil, tidak pernah meninggalkan kewajiban yang dibebankan dll. Karena itu mereka sangat Yakin dengan kebenaran yang ditemukan, perkataan dan perbuatan mereka pun dapat dipertanggung jawabkan.
Berbeda dengan “ilmu hakikat” yang banyak dibicarakan orang, karena sifatnya adalah ilmu yang artinya pengetahuan yang didapat dan diolah oleh akal dari membaca dan mendengar akhirnya salah kaprah. Dengan meninggalkan kewajiban-kewajiban syariat seperti shalat, puasa dll… mereka itu bagaikan komentator sepakbola yang jika disuruh main bola pasti akan kalah! bakan mungkin tidak pernah bisa bermain bola!!!
Perjalanan para Mu’min Khas di atas jika dilanjutkan, maka akan bermuara pada tahap akhir pencarian, yaitu tingkatan iman yang tertinggi dengan “tahu dengan pasti” Allah yang mereka sembah sesuai dengan sifat 20 yang dipelajarai yaitu wujud (nyata), qidam, baqo dll. Mu’min demikian inilah yang disebut ARIFIN atau orang-orang yang sudah MA’RIFAT sebagaimana para Rasul, Nabi, Khulafaurrasyidin, sahabat dan auliya. Iman mereka dinamakan “Itsbatul Yaqin” yaitu keimanan yang sudah menetap dan inilah iman yang paling sempurna.
Demikianlah Tarekat, Hakikat dan Ma’rifat yang saya tahu. semoga bermanfaat dan Terima kasih.
Thoriqoh (tarekat), Haqiqoh (Hakekat) dan Ma’rifat
oleh Tunggal Sae Indrawan R., Jumat, 05 Agustus 2011 0
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar